SoftSkill : I And English

I and English
My name Zharfan Dhaifullah I was born on 15 November 1994, I was born in Jakarta, the first child of the couple Herman and Yennie, I’m not too skilled in the English language I was born to move as many of the islands I visited Makassar, Batam, Palembang, Jakarta, Batu, Surabaya, Malang even, My Life on the move made less skilled in understanding the language of both the local language, and foreign languages ​​such as English language Japanese, and German. Especially since English is actually small my parents have taught a lot about the English language sometimes we start a light conversation with the English language such as ‘how are you?’ ‘How your today?’ ‘Have you a breakfast’ and others. But still many difficulties that I face as tense comprehension, vocabulary, and even nouns, adverb, and an adjective that does not lose much in english let alone one drawback I have is often forgotten something, especially something that many uses letters instead of numbers. Actually I have a lot of things about me and my experience that a lot of English so it’s really want to tell you about the experience – my experience with English as my first experience talking to foreign tourists, following the story telling competitions, practice exams at school to do story Continue reading

Soft skill : Aku dan Bahasa Inggris

Aku dan Bahasa Inggris

Bahasa inggris adalah sebuah bahasa yang dijadikan sebuah bahasa wajib di pelajari karena bahasa inggris adalah bahasa internasional yang dapat digunakan apabila kita berada di luar negeri atau sedang berbicara dengan turis mancanegara yang sedang berlibur ke Indonesia. Banyak hal yang kuceritakan tentang pengalamanku dengan bahasa inggris seperti pengalaman pertamaku berbicara dengan turis asing, mengikuti lomba story telling, ujian praktek di sekolah yang harus melakukan story telling dan banyak hal pengalamanku yang unik, lucu, dan berkesan bersama bahasa inggris yang ingin kuceritakan kepada pembaca sekalian.

Cerita pertama yang ingin aku ceritakan adalah cerita pertama ku berbicara dengan turis asing ketika di Indonesia, pada pertengahan 2007 ketika aku masih tinggal di Makassar aku sering sekali jalan-jalan terutama ke pantai Losari, pantai losari adalah pantai yang indah cukup indah untuk menarik turis mancanegara untuk mampir sejenak sambil beristirahat sambil memandang indahnya lautan, hari itu hari yang indah aku dan teman-temanku berencana pergi ke pantai losari yang biasa kami lakukan apabila ke pantai losari adalah makan – makan seperti seafood dan minum saraba yang itu minuman khas Makassar, hari itu pantai losari cukup ramai banyak orang yang berlibur disana setengah jam kami berada di pantai losari yang sangat ramai aku tidak sengaja terpisah oleh teman-temanku aku yang kebetulan masih tergolong baru di Makassar jadi tidak tahu harus berbuat apa-apa akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling dan mencari teman-temanku. Ditengah-tengah usaha mencari teman-temanku tiba-tiba musibah pun terjadi aku yang terlalu sibuk mencari tidak sadar kalau ada seorang bule yang sedang berfoto aku pun menabrak bule itu. Aku yang tidak begitu tahu tentang bahasa inggris aku hanya bangun dari tanah dan mengucapkan “I’m sorry sir” sambil gemetaran karena gugup, lalu bule itu pun menjawab pernyataan ku “it’s okay, I’m sorry too” aku yang tidak begitu pasih mendengar perkataan bule itu seperti “it’s okay, I’m sorry two” kenapa dia menambahkan ‘two’ di belakang ‘sorry’ aku yang tidak begitu mengerti pun membalas kembali ucapan bule itu dengan “ah yes, I’m sorry three” bule itu kemudian terlihat bingung kenapa aku meminta maaf dan akhirnya dia membalas “sorry for ?” aku yang semakin kebingungan pun dengan sontak membalas “hmm, sorry five”. Bule yang merasa di permainkan pun marah dan berkata “are you sick ?” aku yang sedikit mengerti ucapan bule itu dan membalas “no I’m seven” pada akhirnya bule itu pun meninggalkan diriku tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.

Itu adalah cerita pertamaku berbicara dengan turis asing walaupun terdengar aneh tapi itulah aku tanpa gentar membalas pertanyaan – pertanyaan yang diberikan turis walaupun aku tidak pandai berbahasa inggris.

Cerita keduaku adalah cerita tentang ketika aku mengikuti lomba story telling, pertengahan 2010 silam ketika aku duduk di bangku sma kelas 2 waktu itu aku masih bersekolah di SMAN 1 Maros sekolah yang cukup terkenal di daerahku sekolah memiliki banyak event-event menarik seperti PORSENI (Pekan Olah Raga dan Seni), Ada juga kegiatan-kegiatan yang bertemakan tentang spritiual seperti keagamaan dan lainnya, salah satu event yang paling aku tunggu adalah English Days! Sebuah event dimana dalam 1 hari seluruh siswa sekolah kami harus menggunakan bahasa inggris terutama guru dan staff tata usaha, tidak hanya disuruh bercakap bahasa inggris tapi juga ada lomba-lomba yang wajib diikuti setiap kelasnya waktu itu aku berada di kelas 2 IPA 3 karena dalam event tersebut terdapat banyak lomba akhirnya kelas kami membagi beberapa kelompok agar dapat mengikuti seluruh kegiatan lomba yang diadakan di English days. Waktu itu aku mendapat kelompok yang mengikuti lomba story telling sebenarnya banyak lomba yang tersedia seperti Speech, Spelling bee, Story Telling, Ask and Answer English dan banyak lagi. Sebenarnya aku tidak terlalu mahir dalam bahasa inggris aku dipilih karena aku sedikit pandai dalam membuat cerita dan sedikit pandai berakting, asal kalian boleh tau bahwa dalam story telling kita harus punya cerita orisinil walaupun kita mengambil sebuah legenda kita harus merivisi lagi cerita tersebut dengan kreativitas yang kita miliki sehingga memiliki cerita yang unik, menarik dan tidak membosankan.

English Days pun tiba aku dan kelompokku sudah cukup siap dengan aksesoris dialog bahkan koreografi yang telah kami siapkan ‘3 Little Kids and A Kuntilanak’ adalah judul dari story telling yang akan kami bawakan, cerita ini adalah adopsi dari cerita ‘3 Pigs and A Wolf’ perbedaan besar dengan cerita kami adalah tokoh antagonis yang dig anti kuntilanak dan protagonis adalah tiga anak kecil yang tinggal oleh orang tuanya sehingga mereka harus mandiri dan menciptakan tempat tinggalnya masing-masing cerita kami sangat menarik karena tidak hanya canda dan tawa yang kami berikan tapi cerita berbobot yang dapat memotivasi teman-teman kami sekalian.

Pagi pun berlalu English Days telah dimulai sejak jam 7 pagi kami mendapat giliran ketiga melakukan story telling aku sedikit gugup karena ini pertama kalian aku berdiri dan bersandiwara di depan siswa-siswi disekolahku, 1 jam pun berlalu setiap kelompok yang melakukan story telling dengan waktu yang diberikan hanya 30 menit sebuah waktu yang lama untuk story telling akhirnya kelompok kami pun tampil kedepan, pertama aku yang membawa narasi pembukaan aku menceritakan tentang 3 anak yang masih berusia muda tapi harus ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya, pada penampilan ini aku berperan sebagai kuntilanak padahal menurut pribadi aku sangat tidak cocok menjadi kuntilanak, karena postur badan ku yang cukup gemuk dan badanku yang agak kehitam-hitaman tapi agak manis, lebih membuatku terlihat seperti genderuwo salah pergaulan sehingga jadi ikut-ikutan jadi kuntilanak. Entah kenapa firasatku pun benar baru mengucapkan salam pembuka semua penonton sudah tertawa melihat penampilanku perasaanku yang senang campur suram akhirnya pun hanya bisa tersenyum dan membawakan narasi cerita yang akan kami bawakan.

Lima belas menit telah berlalu kami pun telah berada di klimaks cerita kami dimana kuntilanak sedang berusaha merubuhkan rumah-rumah yang telah dikerjakan oleh ketiga anak tersebut ketiga rumah di bangun dengan bahan yang berbeda seperti anak pertama yang membangun dengan gabah, anak kedua yang mendirikan dengan kayu, dan anak ketiga yang mendirikan dengan batu bata dan semen. Namun kuntilanak yang laparpun akhirnya menyerang rumah ketiga anak tersebut dengan kipas raksasa yang dapat merusak berbagai macam barang terutama bahan gabah dan kayu yang digunakan anak pertama dan anak kedua sebagai bahan utama rumah mereka. Namun rumah anak ketiga yang terbuat dari batu pun tetap berdiri tegap walaupun sudah ditiup berkali-kali oleh sang kuntilanak, kuntilanak yang kelelahan akhirnya pun menyerah dan terhisap oleh botol ajaib yang diberikan oleh kedua orang tua ketiga anak tersebut.

Sudah pukul 4 di hari yang sama berlangsungnya English Days, kini sudah penghujung acara sudah banyak pemenang-pemenang yang telah diumumkan dari setiap lomba, kami pun masih menunggu hasil dari lomba story telling yang kami ikuti untuk sementara kami sudah mendapat 2 emas atas spelling bee dan debat. Tiga puluh menit berlalu akhirnya di umumkan pula hasil lomba story telling, hasil lomba ini ditentukan berdasarkan dialog, koreografi, dan naskah dari cerita itu sendiri. Di posisi ke-3 ada kelas XII IPA 2 yang membawakan cerita tentang ‘class of the truth’ sebuah cerita dimana suatu kelas yang berisi 6 siswa dan 1 guru tiba-tiba diuji dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka harus menjawab dengan jujur kalau tidak mereka akan dilenyapkan dari kelas tersebut. Juara ke 2 adalah kelas XI IPS 1 yang membawakan cerita tentang malin kundang namun dalam cerita ini ibunya lah yang terkutuk menjadi batu, dan juara pertama adalah dari XII IPA 1 yang membawakan cerita tentang jaka tarub. Sangat disayangkan kami tidak masuk nominasi karena kami terlalu banyak membawakan komedi ketimbang isi cerita tersebut.

Itulah cerita ku dan bahasa inggris banyak sebenarnya cerita yang ingin kusampaikan kepada kalian tapi aku takkan berhenti menulis salam semua nya cinta bahasa inggris selalu.

 

By Zharfan Dhaifullah